Di dunia yang serba cepat, instan, dan penuh distraksi, mudah bagi kita—para profesional muda dan manajer—untuk merasa seperti terus berlari tapi tak kunjung sampai. Kita sibuk setiap hari, menghadiri rapat, mengejar tenggat waktu, menjawab email tanpa akhir.
Namun, diam-diam kita bertanya dalam hati: “Apakah semua ini benar-benar membawaku lebih dekat ke impianku?”
Buku The Long Game: How to Be a Long-Term Thinker in a Short-Term World karya Dorie Clark hadir sebagai tamparan lembut sekaligus panduan konkret. Buku ini bukan hanya tentang strategi karier, tapi tentang membentuk pola pikir jangka panjang yang bisa mengubah hidup Anda selamanya.
Mengapa Banyak Profesional Terjebak?
Kita hidup di era instan. Target kuartal. Promosi cepat. Like dan views yang viral. Semua orang ingin hasil sekarang. Akibatnya, kita terjebak di dalam kesibukan tanpa strategi.
Seperti kata Clark:
“Terlalu banyak dari kita menghabiskan hidup mengikuti jejak orang lain, bukannya menyusun jejak kita sendiri.”
Kita sibuk merespons permintaan, mengejar target mingguan, dan menyenangkan semua orang. Tapi kita lupa: apakah semua itu benar-benar membawa kita ke tujuan jangka panjang kita?
1. Ciptakan Ruang Kosong
Strategi tidak lahir dari kalender yang penuh. Clark percaya bahwa kesempatan strategis hanya muncul jika kita memberi ruang untuk berpikir. Ruang ini bukan “me time” biasa. Ini adalah thinking time—waktu yang kamu sengaja sisihkan untuk mengatur ulang arah hidupmu.
Coba lihat kalendermu minggu ini. Apakah ada waktu kosong? Jika tidak, kamu mungkin sedang terlalu sibuk untuk sadar bahwa kamu sedang melenceng dari arah.
Solusinya sederhana: blokir satu jam seminggu hanya untuk berpikir. Matikan notifikasi. Ambil jurnal. Tanyakan pada dirimu sendiri:
- Apakah proyek yang sedang aku kerjakan saat ini mendukung karier impianku 5 tahun ke depan?
- Apa satu hal yang bisa aku ubah minggu ini agar lebih dekat ke tujuan jangka panjang?
Ini bukan buang-buang waktu. Ini investasi strategi.
2. Kesabaran Adalah Kekuatan Kompetitif
Dalam dunia yang mengejar viral dan instan, berpikir jangka panjang bisa terasa lambat. Tapi Clark membalik cara pandang itu: justru mereka yang berpikir jauh ke depanlah yang akan bertahan dan unggul.
Ia menyebut konsep ini sebagai strategic patience—kesabaran strategis. Artinya, kamu tetap bergerak, tapi dengan arah yang jelas. Kamu tidak panik karena belum dilihat hari ini, karena kamu tahu dampak jangka panjang sedang kamu bangun.
Contohnya? Seorang manajer muda yang rutin menulis insight di LinkedIn, mungkin diabaikan setahun pertama. Tapi di tahun ketiga, ia diundang jadi pembicara, direkrut headhunter, atau diminta memimpin divisi baru. Itu bukan keberuntungan. Itu kekuatan bermain panjang.
3. Tujuan Tetap, Jalan Fleksibel
Clark mengingatkan kita bahwa berpikir jangka panjang bukan berarti keras kepala dengan satu cara.
Kamu bisa punya mimpi besar—menjadi direktur, membangun bisnis sendiri, menjadi thought leader di bidangmu. Tapi bisa saja jalannya berliku. Mungkin kamu harus pindah tim, rotasi jabatan, atau bahkan pindah industri. It’s okay.
Yang penting, tujuanmu tetap.
Dia menyebut ini opportunistic adaptation—kemampuan untuk fleksibel tanpa kehilangan arah. Dunia kerja berubah cepat. Yang bisa bertahan adalah mereka yang tidak terlalu kaku dalam cara, tapi sangat jelas dalam visi.
4. Katakan “Tidak” Lebih Sering
Clark menulis tajam: “Being busy isn’t a badge of honor. It’s a sign that you’re out of control.”
Kita sering merasa bangga kalau kalender penuh. Tapi sadarkah kamu, semakin sibuk kamu tanpa tujuan jelas, semakin besar kemungkinan kamu hanya mengisi hidup orang lain—bukan hidupmu sendiri?
Belajar berkata “tidak” adalah keterampilan penting untuk bermain panjang.
- Tolak proyek yang tidak relevan dengan arahmu.
- Delegasikan tugas operasional jika memungkinkan.
- Jangan terjebak menjadi orang yang bisa semuanya, tapi tidak dikenal untuk apa pun.
Setiap kali kamu berkata “ya” untuk hal yang tidak penting, kamu sedang berkata “tidak” pada masa depanmu.
5. Bangun Kredibilitas Secara Bertahap
Salah satu kesalahan terbesar profesional muda adalah terlalu fokus kerja keras tanpa membangun citra dan jaringan.
Clark tidak menyuruh kita menjadi “pencitraan”. Tapi dia menunjukkan betapa pentingnya membangun otoritas personal. Bagaimana caranya?
- Tulis pemikiranmu di LinkedIn atau blog pribadi.
- Berani tampil dan bicara di rapat.
- Buat mini project yang menunjukkan kompetensimu.
Kalau kamu dikenal untuk sesuatu, maka kamu akan jadi top of mind saat peluang datang. Reputasi jangka panjang tidak dibangun dengan kehebohan. Tapi dari konsistensi dan kontribusi kecil yang terus-menerus.
Dari Target ke Tujuan: Saatnya Ubah Pola Main
Kita terbiasa mengejar target. Tapi target bisa membutakan kita dari tujuan sebenarnya.
The Long Game mengajak kita untuk mulai bermain dengan tujuan. Bukan hanya mengejar hasil, tapi juga makna.
3 langkah untuk memulai “Permainan Panjang” hari ini
1. Tuliskan karier impianmu 5 tahun ke depan. Bukan posisi semata, tapi kontribusi seperti apa yang ingin kamu tinggalkan? Nilai apa yang ingin kamu bawa?
2. Audit kalendermu. Apakah 20% waktumu minggu ini kamu habiskan untuk sesuatu yang mendekatkanmu ke visi itu? Jika belum, ubah.
3. Mulai bangun kredibilitasmu hari ini. Tidak harus besar. Tulis insight-mu di LinkedIn, mulai mentoring rekan baru, atau ambil kursus yang mendukung bidangmu.
Menang di Akhir, Bukan Hanya Menang Hari Ini
Ingat, karier bukan sprint. Ini marathon. Bahkan mungkin ultra-marathon.
Dan seperti yang dikatakan Dorie Clark:
“Jangan biarkan urgensi hari ini mencuri masa depanmu.”
Main panjang memang melelahkan. Tapi begitu kamu menang, kamu menang dengan utuh. Kamu tidak hanya naik jabatan—kamu membangun kehidupan yang sesuai dengan nilaimu, misimu, dan dampakmu.
“When you build a reputation over time, you don’t need to chase opportunity. It comes looking for you.” – Dorie Clark